Headlines News :
Home » » Golput; Polemik Tahunan Masisir

Golput; Polemik Tahunan Masisir

Written By Cakrawala Magazine on Monday, November 26, 2012 | 3:45 AM

Dilema organisasi masisir seakan mendapat angin segar dengan selesainya segudang rentetan acara Panitia Pemilu Raya dan Sidang Umum (PPSU) 2007. Mulai dari Sidang Umum MPA II 2006-2007, pendaftaran calon presiden, Debat Kandidat, di daerah maupun di Kairo, Pemilu sebagai acara puncak dan Sidang Umum MPA I 2007-2008.

20.000 Le –bukan jumlah yang sedikit-, total dana yang dianggarkan untuk mensukseskan rentetan acara pemilu raya ini, namun tetap belum bisa menyelesaikan berbagai polemik yang senantiasa melingkupi jalannya acara ini. Taruhlah disini salah satu contoh yang kerap terjadi setiap tahun, yaitu fenomena golput atau abstainnya suara masisir yang masih selalu mendominasi pada setiap pemilu yang berlangsung. “Padahal beraneka upaya telah diupayakan untuk menyiasati untuk mencegah fenomena pahit tersebut,” tutur salah seorang kru buletin PPSU “Di antaranya adalah lebih mengaktifkan buletin PPSU, pamflet iklan, dan sarana informasi lainnya” lanjut sang news-hunter ini.

Selain itu beberapa TPS telah disediakan dibeberapa tempat strategis di Kairo, meski tahun ini panitia tidak menempatkan TPS di madinat Bu’ust, baik putra maupun putri, namun hal ini diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran acara pencoblosan ini.Untuk itu salah satu solusi yang diberikan panitita adalah dengan memeberikan tenggang waktu yang cukup panjang untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Tidak kurang dari tujuh posko yang disebar di Kairo dan daerah sekitar untuk menyalurkan aspirasi masisir. TPS yang ditempatkan meliputi pasanggrahan KPMJB dengan perolehan lebih kurang 800 suara, Posko pencoblosan yang ditempatkan di markas Kemas 150 suara, Qotomiyah tidak kurang dari 160 suara dan Muqottom 30 suara. Begitu pula TPS yang ditempatkan di daerah meliputi Zagozig, Mansura, Dumyat dan Tonto mendapat perolehan +128 suara.

Pada sesi penghitungan suara didapatlah hasil akhir total suara sah yang terjaring pada pemilu capres tahun ini, yaitu sebanyak 1368 suara. Jumlah ini jika presentasenya kita teliti lebih lanjut, ternyata hanya berkisar + 34 % dari jumlah keseluruhan suara masisir yang seharusnya didapat. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih dari setengah jumlah masisir atau tepatnya 66% dari + 4024 jumlah keseluruhan mahasiswa Indonesia-Mesir tidak mengeluarkan suaranya alias golput.

Sungguh suatu fenomena pahit yang sangat disayangkan, jika hal ini terjadi dari tahun ke tahun. Sebab hal ini mengindikasikan akan rendahnya sense of belonging-nya para masisir terhadap wadah yang pada hakekatnya dibentuk untuk memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi kita sebagai mahasiswa pendatang di negeri kinanah ini.

Untuk itu pada masa mendatang diharapkan pelanjut tongkat estafet kepemimpinan yang dipegang oleh Talqis Nurdianto ini bisa menepis paradigma dan memeberikan sumbangsih nyata dengan benar-benar mengayomi dan menggenjot kualitas sumber daya manusia masisir, sehingga bisa menepis paradigma negatif terhadap PPMI, dikotomi organisasi, dan kesenjangan dalam tubuh masisir. Jika kondisi ideal ini bisa terwujudkan dengan indikasi terkolaborasikannya setiap elemen di masisir menjadi suatu harmonisasi yang indah, maka bisa diprediksikan rasa kepemilikan masisir tehadap PPMI bisa meningkat pada masa mendatang. (@ir)
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. Cakrawala Magazine - All Rights Reserved