Headlines News :
Home » » Tantha; Sweet Memories

Tantha; Sweet Memories

Written By Cakrawala Magazine on Monday, November 26, 2012 | 3:31 AM

Diawali dengan acara pelepasan oleh IKPM bagi para pemain Tanafuz FC. Yang akan bertanding ke Thanta, saat itulah perjalanan kami dimulai. Meskipun banyak teman-teman yang tidak hadir pada acara tersebut, kami yakin bahwa doa mereka tetap mengiringi perjalanan kami yang panjang.

Perjalanan dilalui dengan naik el-Tramco ke Ramsis kemudian sampainya disana kami menunaikan shalat Ashar di Masjid Al-Fath, setelah semuanya selesai menunaikan shalat beberapa pemain terlihat asyik melihat melihat-lihat barang-barang yang dijajakan oleh pedagang asongan didepan masjid. Dudi Kurniawan dan Fuad Hidayat akhirnya sepakat membeli sarung tangan dalam seharga 6 pound yang sebelumnnya ditawar Yasir seharga 3 pound, tukang asongan hanya bisa menggelengkan kepala sambil berkata berkata "Mus yanfa' ". ada lagi tukang jam yang menjual jam-jam tangan aspal (asli tapi palsu), dengan suaranya yang keras berteriak "talata 'asyar kulla hagga", kami yang sedang menunggu Tramco ke Thanta akhirnya menghabiskan waktu untuk melihat jam aspal-nya sambil hanya bisa bertanya "za bikam ya 'Amm" tanpa membeli.

Isu lamanya perjalanan yang katanya memakan waktu sampai 4 jam –padahal 1jam setengah-, cukup membuat kami resah, apalagi untuk Ahya Ulumiddin yang tidak kebagian tempat duduk yang akhirnya terpaksa harus duduk diatas mesin tramco yang 'hangat', dia hanya bisa duduk pasrah sambil mencari posisi 'ternyaman' diatas mesin dengan tersenyum manis.

Beberapa kilo perjalanan dilalui dengan diskusi dadakan mulai dibuka dari A sampai Z dengan pemakalah Fuad hidayat diskusi mulai berlangsung panas 'issu reshuffle kabinet' membuat kami tertawa, Rahmat Nasution yang kerap 'diisukan' hanya bisa tertawa dan mengangguk-angguk tanpa melakukan pembelaan. Perjalanan ke Thanta yang banyak melewati sawah mengobati rasa rindu kami akan Indonesia, beberapa kali pemain nyeletuk "kayak di Ponorogo ya?", tetapi Ahya dan Asrori terlihat paling amat sumringah dengan melihat pemandangan nan hijau sedemikian rupa.

Sesampainya di Thanta kami turun di Ma'rod di jemput oleh Novi dan satu temanya –keduanya marhalah kedatangan 2006- sambil menunggu mobil ke tempat kami bermalam.

Kota Thanta yang Ramah
Keadaan Thanta amat kontras dengan Kairo, disana kita tidak mendapatkan tukang bis yang berteriak berisik mencari penumpang, keadaan kotanya juga relatif bersih, setiap bis berhenti sempurna untuk menurunkan penumpang, adu mulut juga tidak penulis dapatkan ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan Thanta yang modern maupun tradisional sekalipun, beberapa pedagang pasar tradisional terlihat dengan sabar melayani pembeli -tidak seperti di 'Atabah yang dipaksa membeli setelah bertanya-.

Kebersihan Thanta juga amat menarik perhatian penulis, apabila berjalan di 'Atabah kita sering kali berjalan diatas tumpukan sampah hal demikian tidak terjadi di pasar tradisional Thanta. Melewati pasar tersebut seperti kita berjalan di jalan protocol yang selalu dijaga kebersihanya walaupun ribuan orang melakukan transaksi saat itu. Orang Mesir Thanta lebih menjaga kebersihan dirinya, bau tidak sedap yang sering kita dapatkan apabila berdekatan dengan 'Ammu-'ammu Kairo juga tidak lagi berlaku di Thanta.

Menurut saya keramahan penduduknya mungkin dipengaruhi oleh tidak begitu mahalnya kebutuhan hidup di Thanta dibandingkan di Kairo, karena selalu saja kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan hidup dengan mudah membuat watak manusia cenderung bersifat keras, seperti yang terjadi di Kairo. Dengan tanpa disadari manusia yang hidup dalam keterhimpitan ekonomi memposisikan siapa saja yang disekitarnya sebagai rival baginya dan bukan kawan.

Masjid Ahmady Badawy 
Masjid yang cukup terletak dipusat kota dan dihimpit oleh pasar tradisional al-Khally terlihat amat berwibawa, warna dindingnya yang seperti kuning pasir gurun menambah keanggunanya dimalam hari. Nama masjid tersebut diambil dari seorang tokoh sufi yang dimakamkan di dalam masjid tersebut bernama Syaikh Ahmad Badawy, yang konon merupakan salah seorang guru tokoh sufi Irak yang terkenal dan paling berpengaruh di sentero dunia Islam Syaikh Abdul Qadir Jaelani.

Masjid yang didirikan diatas tanah seluas 700 meter persegi dan dihiasi oleh 1 buah kubah utama, 2 buah menara utama setinggi 25 sampai 30 meter dan 2 menara yang terletak di belakang masjid setinggi 15 meter memang menjadi denyut kehidupan kota Thanta dimalam hari terlihat sekitar seribu orang menjadikan halaman masjid yang ditengahnya terdapat air mancur sebagai tempat rekreasi santai.

Sayang kami mengunjungi masjid tersebut hampir mendekati tengah malam sehingga kesempatan untuk berziarah ke makam tokoh sufi tersebut tidak bisa terwujud, tetapi kami tetap bisa menikmati desain pahatan klasik tiang-tiang didepan masjid yang sangat indah. Memandang masjid dari sudut dimana tiang-tiang itu berada, kita seperti merasa berada di Istana Islam Cordova Spanyol.

Tepat pukul 11.00 malam air mancur dihalaman masjid dimatikan oleh penjaga masjid, secara berangsur-angsur para peziarah mulai meninggalkan kompleks halaman masjid
Akhir Perjalanan.

Setelah memakai kostum baru beberapa pemain melakukan selebrasi norak yang dipimpin oleh Abid sambil difoto dilapangan sebelum pertandingan, tragedi 'Kibdah Sibrawy' berkali-kali menjadi bahan pembicaraan diselingi dengan tawa dan canda.

Kick off dimulai pemain berjuang 90 menit tanpa letih, Jamil Abdul Latif yang bertugas menyuplai kebutuhan logistik tim, berkali-kali memberikan semangat bagi kawan-kawan dilapangan sampai kemenangan dapat kami raih dengan hasil akhir 4-2

Setelah pertandingan dan berbenah diri, pada siang hari selanjutnya kami mengadakan kunjungan silaturahmi sekaligus santap siang bersama jajaran pengurus baru PPMI Thanta, sambil melihat kampus Universitas Al-Azhar Thanta yang luasnya tidak kalah dengan Kampus Azhar di Darrasah bahkan gedung yang berada di Thanta lebih modern dibandingkan gedung yang berada di Darrasah. Setelah mengadakan silaturrahmi terbatas, kami akhirnya meninggalkan Thanta dengan penuh kegembiraan.
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. Cakrawala Magazine - All Rights Reserved