Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, akan
tetapi Allah memandang hati dan amal kalian.” (HR Muslim).
Dari hadits diatas, dapat ditafsirkan bahwa hati
dan amal akan selalu berjalan beriringan. Maka sebelum kita melakukan kegiatan
hendaknya kita paham substansi dan tujuan dari kegiatan tersebut, sehingga
segala aktifitas yang kita lakukan berdasarkan dari hati, ketika sudah berasal
dari hati, maka segala yang kita lakukan akan bermuara pada satu rasa, yaitu
cinta yang mengarahkan kita kepada nilai-nilai keikhlasan.
Semarak aktifitas Masisir yang padat memang
terkadang harus menguras pikiran, tenaga, dan hati. Namun kita harus memahami
bahwa segala jerih payah yang kita lakukan belum tentu bernilai ibadah dimata
Allah SWT. Karena ada suatu faktor yang menyebabkan pekerjaan seseorang itu
diterima atau tidak. Yaitu hati yang penuh dengan keikhlasan. Ibnu Qoyyim
al-Jauziyah mengatakan, bahwa salah satu amalan yang tidak mendatangkan manfaat
adalah beramal namun tidak ikhlas dan tidak mengikuti tuntunan Rasulullah
SAW.
Urgensi beraktifitas dengan cinta sangatlah krusial untuk kita
pahami bersama. Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk terus dan terus
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. oleh sebab itu, ketika kita
belum bisa untuk menuntun hati kita, maka alangkah baiknya senantiasa menjaga
hati kita untuk selalu dekat dengan Allah SWT.
Cinta mendorong kepada perbuatan yang positif.
Segala sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta, maka tidak akan ada kata lelah
dan menyerah. Selalu ada energi positif untuk lebih mengenal dan mencintai aktifitasnya, semua dilakukan dengan rasa
penuh keikhlasan. Dari Tsauban RA., Ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda, “Beruntunglah orang-orang yang ikhlas, merekalah pelita-pelita
dalam kegelapan. Segala fitnah yang gelap tampak jelas bagi mereka.” (HR
Nasa’i).
Selain rasa keikhlasan dalam hati, maka ada satu
lagi yang harus kita pahami. Yaitu aktifitas itu sendiri, apakah mendatangkan
manfaat baik untuk dirinya atau orang lain, atau hanya aktifitas yang tidak
membawa nilai apa-apa. Maka sebelum kita beraktifitas, hendaknya kita
mengetahui manfaat yang bisa diambil dari aktifitas tersebut, karena ini juga
merupakan faktor yang menjadikan aktifitas itu sendiri sebagai sarana ibadah di
hadapan Allah SWT.
Dari sekian padatnya aktifitas Masisir, alangkah
bahagianya mereka yang selalu cinta dan rindu akan amal sholeh, amal yang
selalu mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Karena amal shaleh akan mengundang
rahmat Allah SWT dan mendatangkan rasa damai dalam jiwa. Sebaliknya, amal
maksiat akan mendatangkan keresahan. Sungguh beruntung mereka yang sanggup
menjadi orang-orang shaleh, karena Malaikat dan seluruh ummat Muslim senantiasa
mendoakannya setiap hari selepas shalat.
Akhirnya, selamat beraktifitas namun tidak hanya sekedar
beraktifitas. Hendaknya semua mengandung nilai-nilai ibadah di hadapan Allah
SWT dan dilakukan dengan penuh rasa cinta. Agar keridhoan dan cintanya menjadi
pelindung disetiap langkah dan perbuatan kita.
Post a Comment