Liburan
berlalu begitu cepat. Tidak terasa jadwal kuliah sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Pastinya liburan adalah cara paling indah untuk meluapkan keinginan yang paling
dalam. Semua bahagia, Semua senang, dan yang paling beruntung adalah orang yang merasa liburan itu tidak
istirahat, liburannya digunakan dengan hal yang bermanfaat. “Arrohatu fi
tabaadulil a’maal” yang berarti: istirahat adalah pergantian dari satu
kegiatan kepada kegiatan yang lain.
Islam adalah agama realistis, tidak tenggelam dalam dunia
khayal dan lamunan. Tetapi Islam berjalan bersama manusia di atas dunia realita
dan alam kenyataan. Islam tidak memperlakukan manusia sebagai Malaikat yang
bersayap dua, tiga dan empat. Tetapi Islam memperlakukan manusia sebagai
manusia yang harus keluar untuk melirik masa depan.
Setelah liburan, Masisir banyak mengisinya dengan mengadakan
berbagai macam kegiatan; baik yang positif maupun negatif. Contohnya kegiatan
positif, seperti mengadakan kajian-kajian yang bermanfaat, pelatihan-pelatihan,
mengadakan rihlah guna tadabbur nikmat serta mencari pengalaman baru. Ada pula
yang mengisi waktunya untuk talaqqi dengan para Ulama, tahsin bacaan al-Qur’an,
i’tikaf di masjid-masjid untuk mengulang hafalan al-Quran ataupun melanjutkan
hafalan mereka dan lain sebagainya.
Masisir
identik dengan kegiatan yang begitu padat. Selain jadwal kuliah, kita harus
betul betul pintar membagi waktu dengan kegiatan lainnya. Kegiatan organisasi
yang bersifat perlombaan, pertemuan, kegiatan, dan lain sebagainya yang
berkenaan dengan hal yang bermanfaat. Untuk itu diperlukan manajemen waktu yang
baik. sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi: “Barang siapa yang hari ini
lebih baik dari hari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung. Barang
siapa hari kemarin sama dengan yang kemarin maka orang itu adalah rugi dan
barang siapa yang hari sekarang lebih buruk dari hari kemarin maka dia adalah
orang yang terlaknat.”
Agar
tidak menjadi manusia dalam golongan yang merugi apalagi terlaknat, maka
dibutuhkan “management of time”
pengaturan waktu. Yang berarti kita harus bisa memaksimalkan waktu yang ada
dengan menyeimbangkan antara kegiatan akademis dan organisasi.
Selain
itu kita harus menyadari, siapa kita dan apa kita?. Apakah kita hanya sekedar
pelancong yang datang ke negeri ini untuk liburan atau memang putera bangsa
yang dituntut untuk membekali diri dengan ilmu yang banyak? Kita yang bisa
menjawabnya.
Istilah
karya bisa diartikan ciptaan, pekerjaan, hasil perbuatan yang bukan hasil
tiruan. Karya manusia akan diterima oleh manusia jika karya itu mempunyai nilai
unggul, ada nilai tambahnya. Dan harus disadari manusia hidup itu bukan dari apa
yang dimiliki tapi dari apa yang usahakan.
Banyak
hal yang bisa diambil disini selain dari bangku kuliah salah satunya adalah
talaqqi-talaqqi di masjid-masjid. Dan
asli pendidikan yang yang ada di Al Azhar sebenarnya adalah talaqqi. Bukan
ketika menjawab muqorror termin dua. Karena jika
kita kembali ke tanah air nanti, bukan hanya muqorror yang akan ditanyakan oleh
masyarakat. Bukan pula taqdir najah ataupun syu’bah yang akan
diperdebatkan. Akan tetapi masyarakat akan mempertanyakan segala permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Pertanyaannya, “Sudah siapkah kita?”
Maka dari itu, mari kita jadikan setiap waktu yang ada ini sebagai penunjang keilmuan kita dengan memanfaatkan setiap waktu sebaik-baiknya. Selanjutnya, tugas kita saat ini adalah berusaha untuk saling mengingatkan; baik kepada diri sendiri ataupun orang lain. Tak lupa, mempersiapkan diri kita untuk mewujudkan impian masyarakat yang juga menjadi tuntutan bagi kita bersama.
Bagi
yang suka beroganisasi, ada banyak hal yang bisa didapat. Selain bertambah
Pengalaman ada hal yang bisa didapat dalam berorganisasi. Memupuk kebersamaan,
menjalin ukhuwwah islamiyyah sesama Masisir, bertambah ilmu, bertambah barokah,
bertambah ilmu dan pengalaman, dan tentunya bertambah umur.
Bagi
yang tidak ada kegiatan, masih banyak yang harus diselesaikan. Masih beberapa
‘muqorror’ yang harus diselesaikan. Kita harus menyicilnya dari sekarang dari
pada harus menunggu ujian di depan pintu.
Kegiatan antar kekeluargaan, Almamater, Klub, Organisasi, dan lain
sebagainya. Masih banyak yang harus dibereskan.
Untuk
itu diperlukan pengaturan waktu yang baik agar tidak hancur: buat rencana
jangka panjang untuk memudahkan perjalanan di Mesir ini. Rencana-rencana akan
semakin mudah tercapai. ‘ightanim khomsan’: ingat masa kecilmu sebelum
masa tuamu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu dan masa hidupmu sebelum matimu.
Mementingkan
yang terpenting dari hal-hal yang penting. Orang yang penting adalah orang yang
menganggap dirinya penting dan mengerti apa itu kepentingan. Karena kepentingan
adalah pilihan. Orang yang merasa penting akan memilih mana yang peting dan
mana yang lebih penting. Mana yang harus dilakukan dahulu dan mana yang harus
diakhirkan?
Berakit-rakit
ke hulu, berenang-renang ketepian. Harus bersusah-susah dahulu. Bersenang-senang
kemudian. Menanam sekarang itu langkah terbaik untuk menanam masa depan. Pemuda
sekarang adalah manusia masa depan. Jadi, lakukan hal terbaik untuk menyongsong
masa depan cerah. Wallahu A’lam bis
showab.
Post a Comment